
surya/hayu yudha prabowo POTENSI SENI MALANG - Penampilan paguyupan kesenian bantengan Naga Kresna dalam gelar seni Simpang Jalan Simpang Jaman yang digelar komunitas lintas budaya seniman Kota Malang di pelataran Dewan Kesenian Malang, Jalan Mojopahit Kota Malang, Sabtu (31/7). Selain menampilkan seni tradisi, acara yang bertujuan menunjukan kekayaan budaya dan seni Kota Malang ini juga mempertontonkan seni modern seperti tari, musik dan teater.
Tradisi bantengan di Malang, Tradisi bantengan adalah sebuah perayaan unik yang dilakukan oleh masyarakat di Malang, Jawa Timur. Upacara ini dipercaya sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas hasil panen dan sebagai sarana untuk memohon keberkahan bagi kesuburan lahan pertanian. Namun, di balik keunikan dan kegembiraannya, tradisi bantengan juga mencerminkan aspek spiritualitas dan kebudayaan yang mendalam. Artikel ini akan membahas tentang tradisi bantengan di Malang, sejarahnya, makna dan simbolisme di balik perayaan ini, serta bagaimana tradisi ini berhasil menyatukan spiritualitas dan kebudayaan masyarakat setempat.
Asal Usul dan Sejarah Tradisi Bantengan
- Makna dan Filosofi: Tradisi bantengan memiliki makna yang mendalam, dimana “banteng” merupakan simbol kekuatan dan kesuburan dalam budaya Jawa.
- Jejak Sejarah: Asal usul tradisi bantengan berkaitan dengan budaya dan adat istiadat masyarakat Jawa yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Persiapan dan Pelaksanaan Upacara Bantengan
- Persiapan Ritual: Sebelum hari perayaan, masyarakat Malang melakukan persiapan yang matang, termasuk mempersiapkan banteng-banteng yang akan diarak.
- Prosesi Upacara: Pada hari perayaan, masyarakat mengarak banteng-banteng yang telah dihias dengan ornamen khas, sebagai simbol penghormatan dan penyucian.
- Tari dan Musik Tradisional: Prosesi upacara bantengan diiringi oleh tarian dan musik tradisional, mencerminkan identitas seni dan budaya Jawa Timur.
Makna dan Simbolisme Upacara Bantengan
- Kesuburan Lahan Pertanian: Tradisi bantengan dipercaya sebagai sarana untuk memohon kesuburan lahan pertanian dan keberkahan hasil panen.
- Keseimbangan Alam: Banteng sebagai simbol kekuatan juga melambangkan keseimbangan alam dan hubungan harmonis antara manusia dan lingkungannya.
Hubungan Spiritualitas dan Budaya
- Aspek Spiritual: Tradisi bantengan memiliki dimensi spiritual dalam bentuk doa, harapan, dan permohonan kepada Tuhan atas berkah dan kesuburan.
- Pengaruh Kebudayaan Jawa: Tradisi bantengan juga menjadi bagian dari identitas budaya Jawa Timur yang kaya dan beragam.
Peran Tradisi Bantengan dalam Masyarakat Malang
- Pentingnya Tradisi: Tradisi bantengan menjadi bagian penting dalam menjaga identitas budaya dan kearifan lokal masyarakat Malang.
- Penguatan Ikatan Sosial: Tradisi ini juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkuat ikatan sosial dan persatuan dalam masyarakat.
Pelestarian dan Pendekatan Berkelanjutan
- Peran Pemerintah: Pemerintah dapat berperan dalam melestarikan tradisi bantengan dengan mengenalkan dan mengapresiasi nilai-nilai budaya setempat.
- Kolaborasi dengan Masyarakat: Pelestarian tradisi bantengan juga membutuhkan kolaborasi dan partisipasi aktif dari masyarakat, lembaga adat, dan komunitas lokal.
Kesimpulan
Tradisi bantengan di Malang, Jawa Timur, mencerminkan kekayaan budaya dan nilai-nilai spiritual masyarakat setempat. Sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan doa memohon kesuburan, tradisi ini menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Malang. Pelestarian tradisi bantengan perlu diiringi dengan penghargaan terhadap kebudayaan dan pendekatan berkelanjutan untuk menjaga nilai-nilai budaya Indonesia yang kaya dan beragam. Melalui tradisi bantengan, masyarakat Malang tetap mempertahankan warisan budaya yang memiliki makna mendalam dan memberikan keunikan bagi warisan budaya Jawa Timur.